Jumat, 11 Maret 2016

70 X 7 KALI

KOTBAH MINGGU 13 MARET 2016



70 x 7kali
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus:“Tuhan, sampai Berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya:"Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali
tujuh kali.”(Matius 18:21-22)

Pada suatu hari Petrus datang dan bertanya kepada Tuhan Yesus: “Tuhan sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?  Dan Yesus pun menjawab atas pertanyaan Petrus tersebut: “Bukan! Aku berkata kepadamu: bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh.” Jawaban dari Tuhan Yesus tersebut tentu saja mengagetkan Petrus, sebab 70 x 7 kali bukanlah suatu bilangan yang kecil tetapi bilangan yang sangat besar sekali. Artinya suatu “pengampunan” bukanlah hal yang mudah untuk kita lakukan kepada orang lain, terutama orang yang telah melukai hati dan mengkhianati kita. Biasanya kita cenderung untuk menuntut balas terhadap perbuatan Mereka tersebut.Kita dapat perhatikan bahwa apa yang dipikirkan oleh Petrus adalah PEMBALASAN.
Sebetulnya pertanyaan Petrus kepada Yesus adalah berapa lama ia harus menunggu, sebelum boleh Untuk dapat membalas dendam.

A.Apakah Dendam itu?
Dalam bahasa Ibrani, kata “Dendam” adalah NAQAM , artinya PEMBALASAN atau REVENGE dalam Bahasa Inggris.Sebagai ilustrasi tentang dendam, setelah Perang Dunia II usai, beberapa veteran dari
brigade Yahudi di Palestina Inggris membentuk sebuah organisasi yang diberi nama “Naqam.” Sesuai dengan namanya, organisasi yang dibentuk ini merupakan sekelompok pembunuh yang menargetkan para penjahat perang Nazi dengan tujuan membalas atas segala peristiwa Holocaust terhadap Yahudi. Kata “Naqam” tersebut berasal dari sebuah frasa yang berbunyi “Dam Yehudi Naqam,” artinya “Darah Yahudi Akan Dibalaskan.” Kata “Dam Yehudi Nagam” tersebut disingkat menjadi “DIN” yang dalam bahasa Ibrani memiliki arti “PENGHAKIMAN.” Inilah dendam, membalas SETIMPAL dengan perbuatan jahat orang lain.
Dendam secara sederhana adalah lanjutan dari marah yang merupakan bagian dari emosi manusia seperti rasa senang dan susah. Marah sendiri bukanlah suatu dosa, karena Alkitab sendiri mencatat bahwa Yesus pernah marah ketika Dia melihat bait Allah dijadikan tempat untuk berjual beli (Matius 21:12-13). Bahkan Alkitab mengatakan boleh marah asalkan tidak berbuat dosa (Efesus 4:26 - 29). Sebagai contoh marah yang berdosa adalah marah yang disertai dengan membentak dan memaki-maki orang, kemudian Keluarlah kata-kata kotor dan kasar. Alkitab juga mengatakan “Janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu.”Dengan kata lain, jika kita marah, janganlah sampai berlarut-larut karena lebih dari itu sudah menjadi dendam. Dan kalau orang sudah menaruh dendam, maka timbullah kebencian. Karena
dendam akan mudah menjadi alat bagi Iblis untuk melakukan rencananya, yaitu menghancurkan setiap manusia.Iblis senang memakai orang-orang pendendam. Karena itu, Alkitab berkata “Jangan beri kesempatan kepada si Iblis.” (Efesus 4:27).Dendam dan kebencian hanya bisa diselesaikan dengan cara MENGAMPUNI.

B. Apakah Mengampuni itu?
Kata “mengampuni” didalam bahasa Yunani adalah APHIEMI, yang artinya “menyuruh pergi”, “membiarkan
pergi”, “melepaskan”, ”meninggalkan”, atau “menghapuskan.” Kata ini didalam Alkitab ditulis sebanyak 143 kali, yang artinya mengampuni adalah sesuatu yang amat sangat penting dan hal itulah yang Tuhan Yesus selalu inginkan terjadi didalam hidup kita.Dalam Perjanjian Lama, setelah imam besar meletakkan tangannya pada kepala seekor kambing dan mengakui dosa bangsanya, berarti ia telah memindahkan dosa-dosa mereka pada kambing tersebut. Lalu ia “membiarkan kambing itu pergi.” Kambing itu dibawa ke padang gurun. Dosa bangsa itu telah disuruh pergi: “Demikianlah kambing jantan itu harus mengangkut segala kesalahan Israel ke tanah tandus, dan kambing itu harus dilepaskan dipadang gurun.” (Imamat
16:22). Hal ini menggambarkan bagaimana Tuhan Yesus menanggung dosa kita dan membawanya pergi.
Ketika Yesus muncul, sementara Yohanes Pembaptis sedang membaptis orang di Sungai Yordan, Yohanes berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,” (Yohanes 1:29). Ia tidak berkata, “Yang menghapus orang berdosa dari dunia.” Mengapa? karena Tuhan Yesus tidak menghancurkan orang berdosa, tetapi dosanya yang dihancurkan. Ia tidak meniadakan si pelanggar, melainkan pelanggarannya. Allah bisa saja melenyapkan manusia berdosa dengan hanya satu sambaran petir saja, tetapi untuk melenyapkan dosa Ia harus mencurahkan darah-Nya di atas kayu salib. Untuk menciptakan dunia, Ia hanya mengucapkan satu patah kata; tetapi untuk menyelamatkan dunia, Ia harus menyalibkan anak-Nya sendiri. Yohanes tahu bahwa satu hari nanti dosa dunia akan ditempatkan pada kepala Anak Domba sejati dan Ia akan menanggungnya Sama seperti Iman Besar yang meletakkan tangannya kepada seekor kambing; Ia mengambil tempat kita. Kita datang pada salib dan menyadari bahwa Ia terluka oleh pelanggaran kita dan memar oleh kesalahan kita. Bagi kita, mengampuni seseorang adalah mengusir dendam, atau menghilangkan keinginan kita untuk membalas dendam.Ada suatu perbedaan penting antara pengampunan kita dengan pengampunan Tuhan Yesus. Jika Tuhan Yesus mengampuni, artinya Ia menghapus segala kesalahan. Hanya Tuhan yang dapat melakukan hal ini. Pengampunan kita tidak menghapus kesalahan, tetapi membuka pintu untuk pemulihan persekutuan dan menghilangkan tembok yang menghalangi pendamaian. Jadi, pengampunan adalah prasyarat pendamaian


C. Apakah Mengampuni 70 x 7 kali?
Matius 18:22 “Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali,  Melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”Tuhan Yesus mengajar untuk mengampuni 70x7=490 kali dalam sehari (1 hari=24 jam, dan 24 jam = 1440 menit), itu berarti setiap tiga menit mengampuni satu kali; atau kalau jam tidur tidak dihitung (sebab waktu tidur tidak bertemu seseorang, tidak berbuat salah) maka ada 17 jam kemungkinan untuk berbuat salah (24 jam –7 jam tidur=17 jam). Ini berarti satu kali mengampuni setiap 2 menit!
Setiap 2 menit mengampuni satu kali, Kalau 1 kali setiap 2 menit, ini berarti 20 kali setiap jam = 490 kali setiap hari. Ini adalah sesuatu yang jauh di atas ideal manusia, artinya ini mustahil. Mengapa Tuhan mengajarkan demikian? Dengan kata lain, Melalui ayat tersebut, Yesus mengajarkan kepada kita bahwa mengampuni itu tanpa batas. Inilah pengampunan Ilahi yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita semua.
Pengampunan Ilahi artinya pengampunan TANPA BATAS, TANPA SYARAT dan TUNTAS.

1. TANPA BATAS
Mengampuni setiap 2 menit itu berarti mengampuni terus menerus tanpa batas. Sebagai Putra manusia, Tuhan Yesus sendiri sudah melakukannya. Ia sudah mengampuni semua orang yang bersalah KepadaNya, bahkan ia mengampuni musuh-musuhnya dan semua umat manusia terus menerus, begitu banyak tidak terbatas sampai mati. Mengampuni sampai mati berarti tanpa batas.Begitulah Putra manusia pada saat puncak penderitaan-Nya di atas salib di Golgota, mengampuni semua manusia termasuk musuh
-musuhNya dengan sepenuh-penuhnya sampai mati, tanpa batas. Lukas 23:34 Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaianNya. Begitu juga kita harus mengampuni seperti Kristus, tanpa batas. 1Yohanes 3:16 “Demikianlah kita mengetahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawaNya untuk kita; jadi kita-pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.” Mencintai sampai mati berarti mengampuni tanpa batas!

2. TANPA SYARAT
Mengampuni itu berarti melepaskan segala pengaduan dan hak atas orang yang berhutang.Mengampuni secara illahi itu tanpa syarat, artinya tanpa syarat kita melepaskan segala pengaduan dan hak kita atas orang yang bersalah kepada kita, sekalipun ia tidak atau belum mau bertobat. Ini memang sakit, ini adalah salib! (Tetapi ini tidak berarti orang itu bebas di hadapan Allah, dosanya akan tetap dibebaskan kepadanya oleh Allah, meskipun kita yang dirugikan sudah mengampuninya di hadapan Allah). Markus 11:25 “Apabila kamu berdiri berdoa, ampunilah jikalau kamu menaruh barang pengaduan atas seorang juapun, supaya Bapamu yang di Surga juga boleh mengampuni kelak segala kesalahanmu.” Bebas, lepas tidak ada lagi pengaduan, tidak ada lagi yang ditagih.Hal ini dijelaskan dalam ayat-ayat berikutnya (Matius 18:23-27; 28-
30). Dalam perumpamaan ini orang yang berdosa itu digambarkan sebagai orang berhutang, sebab ini Sama (orang mengampuni itu berarti membebas-kan hutangnya secara moril). Raja itu melepaskan orang
yang berhutang itu secara materiel, tanpa syarat.Matius 18:27 “Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.” Begitu juga kita harus melepaskan pengaduan atau hak kita atas orang yang bersalah kepada kita, tanpa syarat dihadapan Allah, sehingga tiada pengaduan lagi, sebelum orang itu datang minta maaf/ampun kepada kita. Kita membebaskan orang yang bersalah itu di hadapan Allah tanpa peduli sikap dan keadaan orang itu, mau minta maaf atau tidak, mau bertobat atau tidak. Kisah Para Rasul 7:60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu Meninggallah ia.Sementara orang-orang masih penuh dengan kebencian bahkan sedang membunuh Stefanus, Stefanus sudah melepaskannya, ia sudah mengampuninya di hadapan Allah. Stefanus sudah
mengampuni 70 x 7, tanpa syarat, tanpa batas dan tuntas, tetapi orang-orang itu masih tetap menanggung dosanya sampai mereka bertobat.Begitu juga hari-hari ini, Tuhan menuntut kita untuk mengampuni tanpa syarat, tanpa batas dan tuntas.

3. TUNTAS
Mengampuni dengan betul (cara Ilahi) itu berarti dengan tuntas tanpa sisa, habis sama sekali. Yesaya :18b “Jikalau segala dosamu bagaikan warna kirmizi sekali pun, niscaya ia itu akan menjadi putih seperti salju; jikalau ia itu merah padma sekalipun, niscaya ia itu akan menjadi putih seperti bulu kambing domba.” Dari merah kirmizi menjadi putih seperti salju. Dosa-dosa yang sudah diampuni Tuhan itu lenyap tanpa sisa.
Orang yang tidak mengampuni itu menyimpan “nyala api pembalasan” di dalam hatinya,yang siap meledak sewaktu-waktu. Orang yang mengampuni dengan tuntas, membuang semua reaksi yang ada di dalam hatinya sampai habis sama sekali tanpa sisa. Kalau ia mengampuni tidak tuntas, itu berarti masih ada sisa, masih ada bara api dalam hatinya.Kelihatannya tidak apa-apa, tetapi berbahaya seperti Absalom. Kalau ada “angin” (sebab-sebab lain) bara api itu bisa menyala lagi, sebab itu sewaktu -waktu bisa meledak lebih
hebat! Kadang-kadang tanpa sebabpun, bara api itu bisa menyala kembali! Tetapi kalau kita mengampuni dengan tuntas, tidak ada sisa, maka tidak ada bara api dalam hatinya. Sebab itu sekalipun ada bermacam-
macam angin, ia tidak akan meledak lagi, sebab hatinya sudah bersih, tidak ada bara api, tidak ada Sesuatu yang bisa menyala kembali. Sesudah mengampuni dengan tuntas kita masih ingat kesalahan-Kesalahan yang dibuat orang lain kepada kita, tetapi tidak lagi menyakiti hati, sebab sudah tuntas, tidak ada sisa. Kalau hati kita masih sakit itu berarti belum tuntas!
Sesudah mengampuni seharusnya tidak lagi ada kebencian, sakit hati, dendam dan sebagainya.