Sabtu, 19 Maret 2016

HARUS MENGAMPUNI



Kotbah minggu 20 Maret 2106
HARUS MENGAMPUNI

Harga mahal yang harus dibayar oleh orang kristen yang tidak mengampuni
Kali ini Tuhan berbicara mengenai harga yang menakutkan yang harus dibayar oleh
orang yang tidak dapat mengampuni dalam kehidupan di sini dan dalam kehidupan yang akan datang. “Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo- algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa -Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.” (Matius
18:32-35)
Mari kita lihat harga apa yang harus dibayar oleh orang-orang yang tidak mengampuni.

1.Orang yang tidak mengampuni kehilangan kemerdekaannya
Dalam ayat di atas, sang tuan menyerahkan hamba yang jahat dan tidak mengampuni
itu kepada algojo-aljogo. Dengan kata lain, ia harus dihukum di dalam penjara. Yang menjadi pertanyaan adalah “Dapatkah seseorang yang kehilangan kemerdekaannya merasa bahagia?” Menurut pengamatan kita, mereka yang berada di dalam penjara dan mereka yang hidup dalam negara komunis tidak terlihat bahagia; hal itu disebabkan mereka tidak memiliki kemerdekaan.
Patrick Henry pernah berkata, “Berikan kepadaku kemerdekaan atau berikan kepadaku
kematian.” Kemerdekaan adalah unsur penting bagi kebahagiaan manusia.Ketika seseorang tidak mengampuni, ia telah kehilangan kemerdekaannya. Karena alasan itu, seseorang menderita.

2. Orang yang tidak mengampuni akan tersiksa
Dalam ayat di atas, kata-kata “menyerahkan kepada algojo-algojo” muncul (ayat 34).
Dalam bahasa Yunani, “Algojo-algojo” disebut ‘basanistais’. Basanistais bukan hanya disebut sedekar para penjaga penjara, melainkan para penyiksa. Yaitu, mereka disebut sebagai pemecah masalah yang menggunakan paksaan kepada orang yang bersalah dan keluarga mereka dengan tujuan mengambil kembali uang yang mereka pinjam.
Pada zaman dulu, orang-orang sering mengubur uang atau barang berharga mereka di
bawah tanah supaya aman. Sekalipun mereka memerlukannya untuk membayar utang mereka, mereka berpura-pura bahwa mereka tidak memiliki uang sama sekali. Dalam hal ini, sang pemberi utang akan mempekerjakan para algojo untuk memaksa orang yang berhutang tersebut menunjukkan tempat ia menyembunyikan uangnya. Para algojo ini akan menggunakan siksaan sebagai alat untuk menemukan harta yang
dikubur. Dalam kamus Webster’s, penyiksaan diartikan sebagai “sakit secara mental atau fisik” atau “memberikan rasa sakit yang besar untuk menghukum, memaksa, atau untuk mendapatkan kesenangan yang sadis.” Lalu, siapakah sebenarnya para algojo
ini –si pemecah masalah –yang dimaksudkan oleh Yesus? Mereka adalah roh-roh jahat. Allah mengizinkan roh-roh jahat untuk memberikan kesakitan secara fisik dan mental kepada mereka yang tidak mau mengampuni sekalipun mereka adalah orang
-orang Kristen.
Hari-hari ini, para dokter dan ilmuwan menghubungkan penyakit seperti radang sendi dan kanker dengan hati yang tidak mengampuni dan hati yang terluka. Juga, banyak penyakit yang berhubungan dengan hati yang tidak mengampuni. Dalam kenyataannya, sejumlah besar penyakit, dan bahkan gangguan kuasa kegelapan,
berawal dari tidak adanya pengampunan, hati yang dipenuhi dengan kebencian. Didalam banyak kasus, dimana doa tidak mampu menyembuhkan penyakit dan melepaskan ikatan kuasa kegelapan, penyebabnya terletak pada hati yang tidak mengampuni. Itulah sebabnya Yesus berkata di dalam Markus 11:22-25, “Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.”

3.Orang yang tidak mengampuni tidak akan diampuni
“Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.” (Matius 18:35)
“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan
mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6:14-15)
“Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu
dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” (Markus 11:25)
Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu
menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.” (Lukas 6:37)
Memang mereka yang tidak mau mengampuni orang lain tidak akan diampuni juga oleh Allah. Karena itu, kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita.

4. Orang yang tidak mengampuni akan menghabiskan kehidupan kekalnya di neraka
Matius 18:34 “Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.” Dalam ayat ini, kata-kata “sampai ia melunaskan seluruh hutangnya”  menunjukkan kemungkinan mencapai batas akhir. Ini adalah ekspresi yang kuat dari kekekalan dari ketidakmungkinan karena mustahil bagi seseorang untuk membayar kembali sepuluh ribu talenta. Karena itu, orang yang tidak mau mengampuni orang lain akan masuk ke neraka sekali pun ia adalah orang Kristen.
Ada sebuah kesaksian dari seorang pendeta di Filipina. Pendeta itu menjadi kaya dan sukses dalam bisnisnya, tetapi ia memberontak terhadap panggilan Allah. ketidaktaatannya membawa ketidakberun -tungan dalam hidupnya, ketika pada akhirnya ia dibawa ke rumah sakit karena serangan jantung. Selama masa operasi, ia meninggal dunia dan melihat dirinya sendiri berdiri di luar pintu surga. Di sana, ia melihat Yesus yang akan mengadili ketidaktaatannya. Ia memohon kepada Tuhan dengan mengatakan bahwa jika Allah memperpanjang hidupnya di bumi, maka ia akan melayani. Tuhan menjawab doa yang dinaikkan dengan sungguh-sungguh.
Sebelum jiwanya kembali ke tubuhnya, Allah menunjukkan neraka kepadanya. Ia melihat ibu mertuanya terbakar neraka. Ia sangat terkejut melihat pemandangan itu karena ibu mertuanya adalah seorang Kristen yang setia ke gereja dan selalu menaikkan “doa pertobatan.” Keingintahuannya membuat dia bertanya kepada Allah, “Mengapa ia berada di neraka?” Allah menjawab, “Karena ia tidak mau mengampuni temannya, ia tidak bisa diampuni.” Demikian juga mereka tidak mau mengampuni
tidak akan mendapatkan pengampunan, dan harga yang harus dibayar atas dosa mereka adalah mereka akan dilempar ke neraka.
Kejadian berikutnya adalah di suatu pagi, beberapa waktu yang lalu, ketika terjadi perbincangan dengan diaken di sebuah gereja, ia mengatakan bahwa ibu mertuanya meninggal dunia tanpa mengampuni suaminya, yang telah sangat menyakiti hatinya selama hidup pernikahan mereka. Diaken ini ingin tahu apakah ibu mertuanya masuk surga. Dan Seung Woo Byun katakan kepadanya,“Jika ibu mertuamu meninggal dunia tanpa memiliki pengampunan terhadap suaminya, saya yakin ia masuk neraka.”
Pesan penting bagi Saudara yang masih memiliki orang tua yang sudah tua. Saudara harus dengarkan baik-baik. Daripada mengganggap “Karena mereka percaya kepada Yesus, maka mereka pasti masuk sorga,” pastikanlah bahwa orang tua Saudara bertobat dengan sungguh-sungguh dari semua dosa mereka dan mengampuni orang
-orang yang belum mereka ampuni sebelum mereka meninggal dunia. Ini adalah hal yang sangat penting karena mereka yang tidak memiliki pengampunan terhadap orang lain tidak akan pernah masuk sorga.
Tuhan selalu berkata jujur kepada kita sehingga Dia mengatakan “Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.” (Matius 18:35)
Perkataan “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 7:21) Perkataan ini benar dan pasti akan terjadi. Ketika kita menerima perkataan Allah, kita harus menerima perkataan itu sebagai suatu kebenaran. Kita harus takut dan gentar terhadap perkataan Allah. Amin.
Seung Woo Byun, “Orang Kristen Masuk Neraka,” (2006); Metanoia

MEMBANGUN PONDASI KEROHANIAN



SAYA MURID KRISTUS
MEMBANGUN PONDASI KEROHANIAN

SMK MEMBANGUN PONDASI KEROHANIAN (MPK) ini, akan mempelajari pokok-pokok pembentukkan Rohani Kristen, yang membahas mengenai pentingnya pembentukkan rohani Kristen, disiplin rohani, disiplin rohani yang menghasilkan buah, kedewasaan rohani dan penyakit rohani. Pelajaran ini akan sangat berguna bagi jemaat GBI HFDC, yang rindu kehidupannya semakin mengalami pertumbuhan di dalam iman Kristen.

TUJUAN SMK MPK
1.   Memahami pentingnya pembentukkan rohani, khususnya didalam aspek disiplin rohani, disiplin rohani yang menghasilkan buah, kedewasaan rohani dan penyakit Rohani
2.   Memenuhi kedewasaan rohani secara pribadi didalam Kristus yang bisa disaksikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga bisa menjadi SALT & LIGHT

MATERI PELAJARAN MPK

1.  DASAR ALKITAB DAN DISIPLIN ROHANI
Tujuan: peserta SMK MPK dapat mengerti dan memahami bahwa pembentukkan rohani dan disiplin sangat penting dan membutuhkan preoses yang panjang serta memerlukan usaha yang besat untuk menjadi pribadi yang serupa Kristus

2.  BELAJAR FIRMAN TUHAN
Tujuan: Peserta SMK MPK mengetahui langkah-langkah belajar firman Tuhan, mengaplikasikan firman Tuhan dalam kehidupan serta kendala-kendala dalam belajar firman Tuhan

3.  DISIPLIN YANG MEMPERKAYA HIDUP ROHANI
Tujuan: Peserta SMK MPK, mengenal 4 disiplin rohani lain yang membantu pembentukkan rohani Kristen, yaitu berdoa, berpuasa, intim dengan Bapa dan membuat jurnal rohani serta menjadikannya menjadi gaya hidup dalam kekristenan

4.  DISIPLIN YANG MENGHASILKAN BANYAK BUAH
Tujuan: peserta SMK MPK, memahami bahwa displin-disiplin rohani yang dilakukan harus mengerjakan beberapa hal supaya menghasilkan banyak buah, yaitu melayani sesame, memberitakan Injil, dan kehidupan Kristen yang bertanggungjawab

5.  KEDEWASAAN ROHANI
Tujuan: peserta SMK MPK, Mengetahui arti kedewasaan rohani, ciri ciri kedewasaan rohani dan menguji kesehatan rohani yang terealisasi dalam kehidupan kekristenan yang bertumbuh

6.  PENYAKIT ROHANI
Tujuan: Peserta SMK MPK, mengetahui macam-macam penyakit rohani, yaitu kejenuhan rohani dan kekeringan rohani yang terjadi dalam hidup Kristen


KELAS SMK MPK
·     Kelas SMK MPK akan dimulai pada Tanggal 10 April -  22 Mei 2016 (6 Kali pertemuan)
·     Pelaksanaan tiap minggu Jam 10.30 di Gereja

PENDAFTARAN
·     Waktu Pendaftaran dibuka mulai 13 Maret 2016 dan ditutup pada tanggal 3 April 2016
·     Cara pendaftaran:
ü  On Line melalui WA 081325513341, dengan Format: Daftar SMK MPK Nama Anda
ü  SMS ke 0838-3812-4949, dengan Format: Daftar SMK MPK Nama Anda

PESERTA
·     Terbuka bagi semua jemaat Tuhan yang rindu mengalami pertumbuhan Rohani
·     Bagi jemaat GBI HFDC yang belum di baptis wajib ikut kelas ini sebagai materi KATEKISASI






Jumat, 11 Maret 2016

70 X 7 KALI

KOTBAH MINGGU 13 MARET 2016



70 x 7kali
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus:“Tuhan, sampai Berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya:"Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali
tujuh kali.”(Matius 18:21-22)

Pada suatu hari Petrus datang dan bertanya kepada Tuhan Yesus: “Tuhan sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?  Dan Yesus pun menjawab atas pertanyaan Petrus tersebut: “Bukan! Aku berkata kepadamu: bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh.” Jawaban dari Tuhan Yesus tersebut tentu saja mengagetkan Petrus, sebab 70 x 7 kali bukanlah suatu bilangan yang kecil tetapi bilangan yang sangat besar sekali. Artinya suatu “pengampunan” bukanlah hal yang mudah untuk kita lakukan kepada orang lain, terutama orang yang telah melukai hati dan mengkhianati kita. Biasanya kita cenderung untuk menuntut balas terhadap perbuatan Mereka tersebut.Kita dapat perhatikan bahwa apa yang dipikirkan oleh Petrus adalah PEMBALASAN.
Sebetulnya pertanyaan Petrus kepada Yesus adalah berapa lama ia harus menunggu, sebelum boleh Untuk dapat membalas dendam.

A.Apakah Dendam itu?
Dalam bahasa Ibrani, kata “Dendam” adalah NAQAM , artinya PEMBALASAN atau REVENGE dalam Bahasa Inggris.Sebagai ilustrasi tentang dendam, setelah Perang Dunia II usai, beberapa veteran dari
brigade Yahudi di Palestina Inggris membentuk sebuah organisasi yang diberi nama “Naqam.” Sesuai dengan namanya, organisasi yang dibentuk ini merupakan sekelompok pembunuh yang menargetkan para penjahat perang Nazi dengan tujuan membalas atas segala peristiwa Holocaust terhadap Yahudi. Kata “Naqam” tersebut berasal dari sebuah frasa yang berbunyi “Dam Yehudi Naqam,” artinya “Darah Yahudi Akan Dibalaskan.” Kata “Dam Yehudi Nagam” tersebut disingkat menjadi “DIN” yang dalam bahasa Ibrani memiliki arti “PENGHAKIMAN.” Inilah dendam, membalas SETIMPAL dengan perbuatan jahat orang lain.
Dendam secara sederhana adalah lanjutan dari marah yang merupakan bagian dari emosi manusia seperti rasa senang dan susah. Marah sendiri bukanlah suatu dosa, karena Alkitab sendiri mencatat bahwa Yesus pernah marah ketika Dia melihat bait Allah dijadikan tempat untuk berjual beli (Matius 21:12-13). Bahkan Alkitab mengatakan boleh marah asalkan tidak berbuat dosa (Efesus 4:26 - 29). Sebagai contoh marah yang berdosa adalah marah yang disertai dengan membentak dan memaki-maki orang, kemudian Keluarlah kata-kata kotor dan kasar. Alkitab juga mengatakan “Janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu.”Dengan kata lain, jika kita marah, janganlah sampai berlarut-larut karena lebih dari itu sudah menjadi dendam. Dan kalau orang sudah menaruh dendam, maka timbullah kebencian. Karena
dendam akan mudah menjadi alat bagi Iblis untuk melakukan rencananya, yaitu menghancurkan setiap manusia.Iblis senang memakai orang-orang pendendam. Karena itu, Alkitab berkata “Jangan beri kesempatan kepada si Iblis.” (Efesus 4:27).Dendam dan kebencian hanya bisa diselesaikan dengan cara MENGAMPUNI.

B. Apakah Mengampuni itu?
Kata “mengampuni” didalam bahasa Yunani adalah APHIEMI, yang artinya “menyuruh pergi”, “membiarkan
pergi”, “melepaskan”, ”meninggalkan”, atau “menghapuskan.” Kata ini didalam Alkitab ditulis sebanyak 143 kali, yang artinya mengampuni adalah sesuatu yang amat sangat penting dan hal itulah yang Tuhan Yesus selalu inginkan terjadi didalam hidup kita.Dalam Perjanjian Lama, setelah imam besar meletakkan tangannya pada kepala seekor kambing dan mengakui dosa bangsanya, berarti ia telah memindahkan dosa-dosa mereka pada kambing tersebut. Lalu ia “membiarkan kambing itu pergi.” Kambing itu dibawa ke padang gurun. Dosa bangsa itu telah disuruh pergi: “Demikianlah kambing jantan itu harus mengangkut segala kesalahan Israel ke tanah tandus, dan kambing itu harus dilepaskan dipadang gurun.” (Imamat
16:22). Hal ini menggambarkan bagaimana Tuhan Yesus menanggung dosa kita dan membawanya pergi.
Ketika Yesus muncul, sementara Yohanes Pembaptis sedang membaptis orang di Sungai Yordan, Yohanes berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,” (Yohanes 1:29). Ia tidak berkata, “Yang menghapus orang berdosa dari dunia.” Mengapa? karena Tuhan Yesus tidak menghancurkan orang berdosa, tetapi dosanya yang dihancurkan. Ia tidak meniadakan si pelanggar, melainkan pelanggarannya. Allah bisa saja melenyapkan manusia berdosa dengan hanya satu sambaran petir saja, tetapi untuk melenyapkan dosa Ia harus mencurahkan darah-Nya di atas kayu salib. Untuk menciptakan dunia, Ia hanya mengucapkan satu patah kata; tetapi untuk menyelamatkan dunia, Ia harus menyalibkan anak-Nya sendiri. Yohanes tahu bahwa satu hari nanti dosa dunia akan ditempatkan pada kepala Anak Domba sejati dan Ia akan menanggungnya Sama seperti Iman Besar yang meletakkan tangannya kepada seekor kambing; Ia mengambil tempat kita. Kita datang pada salib dan menyadari bahwa Ia terluka oleh pelanggaran kita dan memar oleh kesalahan kita. Bagi kita, mengampuni seseorang adalah mengusir dendam, atau menghilangkan keinginan kita untuk membalas dendam.Ada suatu perbedaan penting antara pengampunan kita dengan pengampunan Tuhan Yesus. Jika Tuhan Yesus mengampuni, artinya Ia menghapus segala kesalahan. Hanya Tuhan yang dapat melakukan hal ini. Pengampunan kita tidak menghapus kesalahan, tetapi membuka pintu untuk pemulihan persekutuan dan menghilangkan tembok yang menghalangi pendamaian. Jadi, pengampunan adalah prasyarat pendamaian


C. Apakah Mengampuni 70 x 7 kali?
Matius 18:22 “Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali,  Melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”Tuhan Yesus mengajar untuk mengampuni 70x7=490 kali dalam sehari (1 hari=24 jam, dan 24 jam = 1440 menit), itu berarti setiap tiga menit mengampuni satu kali; atau kalau jam tidur tidak dihitung (sebab waktu tidur tidak bertemu seseorang, tidak berbuat salah) maka ada 17 jam kemungkinan untuk berbuat salah (24 jam –7 jam tidur=17 jam). Ini berarti satu kali mengampuni setiap 2 menit!
Setiap 2 menit mengampuni satu kali, Kalau 1 kali setiap 2 menit, ini berarti 20 kali setiap jam = 490 kali setiap hari. Ini adalah sesuatu yang jauh di atas ideal manusia, artinya ini mustahil. Mengapa Tuhan mengajarkan demikian? Dengan kata lain, Melalui ayat tersebut, Yesus mengajarkan kepada kita bahwa mengampuni itu tanpa batas. Inilah pengampunan Ilahi yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita semua.
Pengampunan Ilahi artinya pengampunan TANPA BATAS, TANPA SYARAT dan TUNTAS.

1. TANPA BATAS
Mengampuni setiap 2 menit itu berarti mengampuni terus menerus tanpa batas. Sebagai Putra manusia, Tuhan Yesus sendiri sudah melakukannya. Ia sudah mengampuni semua orang yang bersalah KepadaNya, bahkan ia mengampuni musuh-musuhnya dan semua umat manusia terus menerus, begitu banyak tidak terbatas sampai mati. Mengampuni sampai mati berarti tanpa batas.Begitulah Putra manusia pada saat puncak penderitaan-Nya di atas salib di Golgota, mengampuni semua manusia termasuk musuh
-musuhNya dengan sepenuh-penuhnya sampai mati, tanpa batas. Lukas 23:34 Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaianNya. Begitu juga kita harus mengampuni seperti Kristus, tanpa batas. 1Yohanes 3:16 “Demikianlah kita mengetahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawaNya untuk kita; jadi kita-pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.” Mencintai sampai mati berarti mengampuni tanpa batas!

2. TANPA SYARAT
Mengampuni itu berarti melepaskan segala pengaduan dan hak atas orang yang berhutang.Mengampuni secara illahi itu tanpa syarat, artinya tanpa syarat kita melepaskan segala pengaduan dan hak kita atas orang yang bersalah kepada kita, sekalipun ia tidak atau belum mau bertobat. Ini memang sakit, ini adalah salib! (Tetapi ini tidak berarti orang itu bebas di hadapan Allah, dosanya akan tetap dibebaskan kepadanya oleh Allah, meskipun kita yang dirugikan sudah mengampuninya di hadapan Allah). Markus 11:25 “Apabila kamu berdiri berdoa, ampunilah jikalau kamu menaruh barang pengaduan atas seorang juapun, supaya Bapamu yang di Surga juga boleh mengampuni kelak segala kesalahanmu.” Bebas, lepas tidak ada lagi pengaduan, tidak ada lagi yang ditagih.Hal ini dijelaskan dalam ayat-ayat berikutnya (Matius 18:23-27; 28-
30). Dalam perumpamaan ini orang yang berdosa itu digambarkan sebagai orang berhutang, sebab ini Sama (orang mengampuni itu berarti membebas-kan hutangnya secara moril). Raja itu melepaskan orang
yang berhutang itu secara materiel, tanpa syarat.Matius 18:27 “Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.” Begitu juga kita harus melepaskan pengaduan atau hak kita atas orang yang bersalah kepada kita, tanpa syarat dihadapan Allah, sehingga tiada pengaduan lagi, sebelum orang itu datang minta maaf/ampun kepada kita. Kita membebaskan orang yang bersalah itu di hadapan Allah tanpa peduli sikap dan keadaan orang itu, mau minta maaf atau tidak, mau bertobat atau tidak. Kisah Para Rasul 7:60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu Meninggallah ia.Sementara orang-orang masih penuh dengan kebencian bahkan sedang membunuh Stefanus, Stefanus sudah melepaskannya, ia sudah mengampuninya di hadapan Allah. Stefanus sudah
mengampuni 70 x 7, tanpa syarat, tanpa batas dan tuntas, tetapi orang-orang itu masih tetap menanggung dosanya sampai mereka bertobat.Begitu juga hari-hari ini, Tuhan menuntut kita untuk mengampuni tanpa syarat, tanpa batas dan tuntas.

3. TUNTAS
Mengampuni dengan betul (cara Ilahi) itu berarti dengan tuntas tanpa sisa, habis sama sekali. Yesaya :18b “Jikalau segala dosamu bagaikan warna kirmizi sekali pun, niscaya ia itu akan menjadi putih seperti salju; jikalau ia itu merah padma sekalipun, niscaya ia itu akan menjadi putih seperti bulu kambing domba.” Dari merah kirmizi menjadi putih seperti salju. Dosa-dosa yang sudah diampuni Tuhan itu lenyap tanpa sisa.
Orang yang tidak mengampuni itu menyimpan “nyala api pembalasan” di dalam hatinya,yang siap meledak sewaktu-waktu. Orang yang mengampuni dengan tuntas, membuang semua reaksi yang ada di dalam hatinya sampai habis sama sekali tanpa sisa. Kalau ia mengampuni tidak tuntas, itu berarti masih ada sisa, masih ada bara api dalam hatinya.Kelihatannya tidak apa-apa, tetapi berbahaya seperti Absalom. Kalau ada “angin” (sebab-sebab lain) bara api itu bisa menyala lagi, sebab itu sewaktu -waktu bisa meledak lebih
hebat! Kadang-kadang tanpa sebabpun, bara api itu bisa menyala kembali! Tetapi kalau kita mengampuni dengan tuntas, tidak ada sisa, maka tidak ada bara api dalam hatinya. Sebab itu sekalipun ada bermacam-
macam angin, ia tidak akan meledak lagi, sebab hatinya sudah bersih, tidak ada bara api, tidak ada Sesuatu yang bisa menyala kembali. Sesudah mengampuni dengan tuntas kita masih ingat kesalahan-Kesalahan yang dibuat orang lain kepada kita, tetapi tidak lagi menyakiti hati, sebab sudah tuntas, tidak ada sisa. Kalau hati kita masih sakit itu berarti belum tuntas!
Sesudah mengampuni seharusnya tidak lagi ada kebencian, sakit hati, dendam dan sebagainya.