BANGUNLAH
MEZBAH DOAMU
KEJ 26:25 IBR
13:10-16
angunlah
Mezbah Doamu; merupakan suatu kalimat yang berupa himbauan – ajakan, bisa juga
berupa perintah. Kita perlu terlebih dahulu mengerti apa yang dimaksud dengan
Mezbah. Mezbah atau Altar dalam pengertian bahasa Ibrani artinya adalah suatu
tempat penyembelihan atau tempat korban. Mezbah adalah suatu tempat di mana
orang-orang Israel melaksanakan ritual keagamaan mereka dengan membawa
persembahan berupa beberapa jenis korban kepada Tuhan sebagai suatu bentuk
penyembahan. Korban yang mereka persembahkan dapat berupa hasil panen atau
seekor burung atau seekor kambing atau seekor domba, seekor lembu, atau seekor
kerbau. Semua itu dilakukan untuk menghormati Tuhan (dengan biaya pribadi).
PERHATIKAN
Ibr 13:10, sepenggal kalimat yang mengatakan “Kita mempunyai suatu mezbah”.
Ketahuilah bahwa Mezbah penyembahan kita sekarang ini tidaklah sama dengan
mezbah pada masa Perjanjian Lama. Penyembahan kita sesuai dengan Perjanjian
Baru, telah diperbaharui atau disempurnakan oleh Yesus sehingga menjadi lebih
baik dari penyembahan dengan cara Musa dalam Perjanjian Lama. Mezbah Perjanjian
Baru didasarkan pada kasih karunia, sedangkan Mezbah Perjanjian Lama didasarkan
pada Hukum Taurat.
Ibr 13:15 mengatakan “Sebab itu marilah kita, oleh Dia,
senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang
memuliakan nama-Nya.”
Ayat
tersebut menyatakan bahwa kita harus melakukan penyembahan pada mezbah yang
baru – bukan dengan mempersembahkan korban sembelihan atau korban bakaran,
tetapi dengan korban syukur atau korban pujian, yaitu ucapan bibir yang
memuliakan nama Tuhan.
Mengucap
syukur kepada Tuhan memang mudah ketika segala sesuatunya berlangsung dan
berjalan dengan baik. Tetapi bagaimana jika persoalan demi persoalan menekan
secara kontinu menekan kehidupan kita? Umumnya tidak mudah untuk mengucap
syukur jika mengalami PHK, atau ketika pasangan sakit atau anak tercinta
terjerumus narkoba. Tetapi, mari kita tiru Matthew Henry, seorang ahli Alkitab
dari Inggris, yang pada suatu ketika mengalami kecopetan. Setelah mengalami
peristiwa itu, ia menulis dalam buku hariannya: “Izinkanlah aku mengucap
syukur, pertama karena aku belum pernah mengalami kecopetan sebelumnya. Kedua,
karena mereka hanya mengambil dompetku dan mereka tidak mengambil nyawaku.
Ketiga, karena isi dompetku tidak banyak. Dan keempat aku mengucap syukur
karena akulah yang dicopet, dan bukan aku yang mencopet.” (cerita kartu ATM
yang tertinggal). Kita orang-orang Indonesia, mempunyai budaya “untung”.
“Untung hanya dapur yang kebakaran, bukan seluruh bangunan rumah.” “Untung
hanya kaki yang diamputasi, masih jauh dari jantung.” Karena itu sebagai orang
Indonesia, kita seharusnya tidak sulit untuk mengucap syukur dalam keadaan
apapun.
Penulis Kitab Ibrani (ayat 15)
menghimbau agar kita senantiasa (kapan?) mempersembahkan korban syukur, yaitu
ucapan bibir yang memuliakan nama Tuhan.
Selanjutnya,
apa yang dimaksud dengan Mezbah yang baru? Mezbah yang baru adalah suatu tempat
dimana kita bisa datang kepada Tuhan dan bersekutu bersama Dia. Bersekutu
dengan Dia dapat diilustrasikan seperti yang terjadi pada waktu Adam dan Hawa
ketika berada di Taman Eden, mereka dapat menikmati keintiman bersama Tuhan dan
mereka menikmati tinggal di rumah mereka bersama Sang Pencipta yang Maha Kuasa.
Kitab
Ibrani menghimbau atau mengajak bahkan memerintahkan umatnya untuk Membangun
mezbah doa kita masing-masing. Apa alasannya ? ada apa dibalik mezbah doa? ALASANYA
1. Mezbah Doa Adalah Suatu Tempat Perjanjian
Mengapa
Mezbah Doa disebut Mezbah Perjanjian?
Marilah
kita baca Kej 8:20-21
(20)
Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram
dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia
mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu. (21) Ketika TUHAN mencium
persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: “Aku takkan
mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya
adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang
hidup seperti yang telah Kulakukan.”
Dalam
ayat-ayat tersebut kita membaca bahwa Nuh mendirikan sebuah mezbah untuk menyembah
Tuhan setelah banjir menghancurkan bumi. Di mezbah ini Tuhan berbicara kepada
Nuh dan memberikan sebuah janji kepada seluruh ciptaan-Nya. Ayat 20: Lalu
Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN …. Ayat 21: “Aku takkan mengutuk bumi
ini lagi…. Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang
telah Kulakukan.” Mezbah tersebut menjadi suatu tempat perjanjian.
Selanjutnya
dalam Kej 12:7 kita membaca suatu janji yang diberikan kepada Abram, yang
kemudian dikenal dengan nama Abraham.
(7)
Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: “Aku akan
memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka didirikannya di situ mezbah
bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.”
Kita
melihat janji ini dijelaskan lagi dengan lebih rinci di dalam Kej 15:18 dengan
janji
(18)
Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman:
“Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke
sungai yang besar itu, sungai Efrat.”
Mezbah
tersebut menjadi suatu tempat perjanjian. Inilah penjelasan yang menyatakan
mezbah doa kita sekarang ini adalah Mesbah Perjanjian! Dan, apa janji Tuhan
kepada kita?
A.Kita Tidak Akan Ditinggalkan
B.Kita
Mempunyai Masa Depan Yang Penuh Harapan.
2. Mezbah Doa Adalah Suatu Tempat Perlindungan
Mengapa
Mezbah Doa disebut Mezbah Perlindungan?
1
Raj 1:51 ?Lalu diberitahukanlah kepada Salomo: “Ternyata Adonia takut kepada
raja Salomo, dan ia telah memegang tanduk-tanduk mezbah, serta berkata: Biarlah
raja Salomo lebih dahulu bersumpah mengenai aku, bahwa ia takkan membunuh
hambanya ini dengan pedang.”
1
Raj 2:28 Ketika kabar itu sampai kepada Yoab–memang Yoab telah memihak
kepada Adonia, sekalipun ia tidak memihak kepada Absalom–maka larilah Yoab ke
kemah TUHAN, lalu memegang tanduk-tanduk mezbah.
Kisah ini adalah suatu kisah lainnya
dalam Perjanjian Lama yang dapat memberikan ilustrasi mengenai pentingnya
Mezbah. Salomo baru saja diangkat menjadi Raja ketika Daud, ayahnya meninggal
dunia. Tetapi ketika Daud beranjak menjadi tua, anaknya yang lain, Adonia,
dengan bantuan Yoab dan Abyatar, naik tahta dan mengangkat dirinya sendiri
menjadi raja.
Ketika Salomo datang sebagai Raja yang
baru, Adonia takut akan kesalahannya. Ia lari ke suatu tempat perlindungan,
atau tempat yang aman. Ia lari ke Bait Allah dan memegangi tanduk ?tanduk
mezbah. Yoab melakukan hal yang sama ketika ia juga menyadari bahwa ia pantas
dibunuh. Sebenarnya kita juga adalah orang-orang yang lemah yang mudah
dibinasakan oleh lawan kita siiblis atau persoalan-persoalan yang berat
menghimpit dll, tapi sesungguhnya ada tanduk mezbah yang bisa kita pegang yaitu
Yesus Kristus, seperti yang diberitakan oleh Pemazmur :
Mzm
46:2-4 “(2) Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai
penolong dalam kesesakan sangat terbukti. (3) Sebab itu kita tidak akan takut,
sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; (4)
sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh
geloranya. Sela”
Dengan demikian dinyatakan kepada kita
bahwa kini kita memiliki sebuah Mezbah Perlindungan dimana kita dapat datang
dan menemukan perlindungan terhadap musuh-musuh kita, tempat beristirahat
ketika kita merasa letih-lesu dan berbeban berat, tempat untuk menemukan
kekuatan ketika kita lemah, dan tempat untuk menemukan pertolongan dari semua
persoalan-persoalan kita.
3.Mezbah Doa Adalah Suatu Tempat Mujizat
Mengapa
Mezbah Doa disebut Mezbah Mujizat?
Dalam
1 Raj 18:19-39 kita melihat kekuatan Allah yang supra-natural bekerja melalui
nabi Elia. Tuhan telah meminta Elia untuk memanggil dan mengumpulkan semua nabi
Baal dan Asyera bersama-sama untuk menyaksikan suatu pertunjukan yang luar
biasa. Baik nabi-nabi Baal maupun Elia, masing-masing membangun sebuah mezbah,
menaruh kayu di atasnya, dan kemudian meletakkan lembu yang sudah
dipotong-potong di atas kayu itu. Ujiannya sekarang adalah Tuhan siapa yang
akan membakar mezbahnya dengan api?
Dari pagi hingga petang nabi-nabi Baal
memanggil tuhannya, tetapi tidak ada jawaban. Sekarang Elia mulai mengejek
mereka sehingga mereka berseru dengan lebih keras dan menoreh-noreh tubuh
mereka dengan pedang. Tetapi tidak ada sesuatu apapun yang terjadi sampai
malam. Elia lalu menyiapkan mezbahnya dan bahkan menyiraminya dengan air. Ia
lalu naik ke depan dan berdoa secara sederhana dan mujizat terjadi.
1
Raj 18:36-39 ?(36) Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang,
tampillah nabi Elia dan berkata: “Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel,
pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah
Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan
segala perkara ini. (37) Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa
ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat
hati mereka tobat kembali.” (38) Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban
bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis
dijilatnya. (39) Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka
serta berkata: “TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!”
Percayalah HFCC, sesungguhnya kita
memiliki sebuah Mezbah dimana hal yang supra-natural menjadi nyata.Disinyalir,
seringkali kita tidak menghargai mezbah sebagaimana mestinya. Seringkali kita
tidak memiliki iman untuk percaya bahwa Tuhan dapat melakukan sesuatu di dekat
mezbah. Seringkali kita terlalu sibuk sehingga tidak datang dan menghabiskan
waktu bersama Tuhan di dekat Mezbah. Seringkali kita berpikir bahwa mezbah ini
hanya ada di dalam ruang gereja, sebagai tempat satu-satunya untuk mengadakan
mujizat. Tetapi sesungguhnya, Mezbah kita haruslah menjadi suatu tempat di mana
karunia roh mengalir dengan bebas. Mezbah kita haruslah menjadi tempat dimana
keluarga dipulihkan dan dibangun kembali, dimana kebutuhan finansial dicukupi,
dimana tubuh jasmani disembuhkan dari sakit penyakit, dimana kecanduan
dibebaskan, dimana hidup diubahkan melalui kuasa mujizat Tuhan. Kita memiliki
suatu mezbah dimana Tuhan yang Maha Kuasa bersemayam disana dan Dia rindu untuk
menurunkan api dari surga bagi umat-Nya.