Sabtu, 15 Agustus 2015

WARTA MINGGU 16 AGUSTUS 2015


INFO KITA


PERSEDO  NEHEMIA
Rabu 19  Agustus 2015 jam 18.30
Di Sdr Bernard (RUSUN B)
FT: Bp Sujianto, P:Bu Warti , M: Bp Imam

SMK
Kelas SMK “Berjalan dalam Perjanjian Tuhan”, Wilayah Tlogosari, Muktiharjo, Kaligawe, Supriyadi :
Kamis 20 Agustus 2015 Jam 19.00
Di Kel. Bp Bayu Legowo

WE PRAY, WE RESTORE
Sabtu 22  Agustus 2015 Jam 04.00
Di Gereja
Pendoa: Bp Suwardi

YOUTH JEANS
Sabtu 22  Agustus 2015 Jam 17.00
Di Lt 3 HFCC Center
FT: Bp Imam, P: Levita, M: Ivan

SATELIT CUMI CUMI
Minggu 23 Agustus 2015 Jam 17.00
FT: Ps Rudy Wijanarko
P:Sdr Fransdana M: Sdr. Apris


HAPY DAY

HUT GEREJA
 “MATURE”
DOA SYUKUR 28 AGUSTUS JAM 18.00
IBADAH SYUKUR 30 AGUSTUS JAM 17.00

DUKUNG DOA :
1.       UNTUK PEMBANGUNAN SATELIT CUMI – CUMI
2.       HUT GEREJA
3.       PERTUMBUHAN IMAN JEMAAT
4.       KINERJA PELAYANAN PENGURUS
5.       PILKADA DESEMBER 2015

TIME FOR FAMILY



KOTBAH MINGGU 16 AGUSTUS 2015
TIME FOR FAMILY
Apa yang sesungguhnya terjadi di dalam keluargaku?

Keluarga hari-hari ini lebih disibukkan dengan kegiatan masing-masing anggota keluarga (anak sekolah, orang tua bekerja) sehingga waktu untuk keluarga tidak ada, mezbah doa tidak ada.
Kepekaan yang mendalam terhadap krisis keluarga begitu nyata hari-hari ini. Keluarga mendapatkan banyak serangan dan tekanan dalam mengarungi kehidupan. Serangan pergaulan bebas (free sex), Narkoba, biaya hidup yang semakin berat dan masih banyak lagi tekanan yang berakibat pada menurunnya komunikasi terhadap anggota keluarga yang lainnya.

TANTANGAN KELUARGA INDONESIA
Jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363 orang:
       119.507.580 laki-laki ( 50,3 % ) dan
       118.048.783 perempuan ( 49,7 % )
Menurut data dari Penduduk Nasional dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana / Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN ) 2011 ada 63,548,284 keluarga dimana 43,87 % dari mereka hidup dalam kemiskinan , dengan karakteristik :
1.       Tidak memiliki rumah 13,6 juta ( 22 % ) ,
2.       air bersih tidak tersedia 50 % ,
3.       Sanitasi hygenic tidak tersedia ( 45 % ) ,
4.       Pendidikan di bawah SMP 68,87 % ,
5.       Tidak tamat SD 18.15 % , pengangguran 10,97 %

Jumlah anak putus sekolah
       SMP adalah 1.3 juta
       SMA adalah 3.8 juta
Data ini menunjukkan betapa rendahnya kualitas keluarga Indonesia , 1 dari 2 keluarga adalah keluarga miskin .
Dalam lima tahun terakhir , jumlah perceraian telah meningkat 100 %. 200 ribu pasangan yang bercerai setiap tahun di pengadilan agama Islam . Ini berarti setiap jam ada 30 keluarga perceraian .

Tuhan mengingatkan setiap keluarga menikmati tanah yang penuh dengan susu dan madu ( Ul 6: 4-9), ini adalah janji Tuhan kepada bapa Abraham (kej 12:1-4, 18:19).
Kej 18:19 Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya.
Iman itu harus diteruskan kepada anak cucu Abraham, dengan cara mengingatkan kepada anak cucu tentang kebaikkan Tuhan,
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
UL 6:6-7
Apabila di kemudian hari anakmu bertanya kepadamu: Apakah peringatan, ketetapan dan peraturan itu, yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN Allah kita?  maka haruslah engkau menjawab anakmu itu: Kita dahulu adalah budak Firaun di Mesir, tetapi TUHAN membawa kita keluar dari Mesir dengan tangan  yang kuat.
UL 6:20-21
Tugas ini diberikan kepada orang tua, untuk senantia membimbing anak-anak mereka kepada jalan yang telah Tuhan tentukan dan tetapkan.
didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan  Efesus 6:4

INI BISA TERJADI BILA DALAM KELUARGA ADA WAKTU BERSAMA

Dapatkah Gereja melanjutkan Iman ke Generasi Selanjutnya Tanpa Melibatkan Keluarga ?

“Orang tua adalah pembentuk utama iman dan kehidupan pada anak-anak mereka ; dan peran gereja adalah untuk bermitra dengan keluarga dalam proses tersebut . (Professor Ben Freudenburg )”

Gereja dengan keluarga ibarat burung yang memiliki 2 sayap, sayap itu harus berfungsi sempurna untuk menghasilkan generasi Illahi
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
Amsal 22:6

HOW – mendidik seorang anak
WHAT – menurut jalan yang patut baginya dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau dibentuk
STANDARD – maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu

 SEDIAKANLAH WAKTU UNTUK BERSAMA DENGAN KELUARGA

WAKTU UNTUK KELUARGA



WAKTU UNTUK KELUARGA

Banyak orang bilang "ah, yang penting kan kualitasnya, bukan kuantitasnya...". Ini adalah kalimat yang sering meluncur dari mulut mereka yang sudah berkeluarga namun sibuk bekerja. Dengan alasan ini merekapun melanjutkan kehidupan seolah sudah melakukan prinsip yang paling oke. Tapi benarkah? Kualitas itu penting. Tapi benarkah itu membuat kuantitas menjadi tidak penting?
 Pada suatu hari seorang pengusaha kaya raya yang memiliki 2 perusahaan raksasa dan sangat terkenal berada di akhir hidupnya akibat kanker ganas. Ketika nafasnya tinggal satu-satu, ia menyebut sebuah permintaan terakhir. Permintaan itu tidak berbunyi "bawakan aku uang milyaran dari bank..". Tidak juga berbunyi "apakah beritaku sudah masuk tv?" Tapi pesan itu berbunyi "Aku ingin melihat istri dan anak-anakku. Aku ingin bersama mereka sebelum aku mati...". Ternyata yang paling penting dalam hidup seseorang bukanlah karir atau kesibukan atau harta. Yang paling penting bagi seseorang adalah hubungan dengan keluarga dan orang terdekat.
                   Dari situ kita bisa melihat bahwa sebenarnya prioritas seharusnya ditujukan lebih untuk membangun hubungan dengan keluarga ketimbang perihal lain dalam hidup. Jika demikian, bukan hanya kualitas yang penting, tapi kuantitas juga. Bagaimana mungkin sebuah hubungan bisa dibangun dengan dalam jika waktu yang dicurahkan begitu terbatas?
                    Jika kita seorang pemimpin di kantor, atau seorang pekerja biasa, suatu hari nanti posisi kita bisa digantikan orang lain. Namun sebagai seorang ayah atau ibu atau anak, posisi itu tak tergantikan. Kalau seorang ayah tidak ada, artinya dia tak ada. Tidak mungkin seorang pria tak dikenal datang dan berperan sebagai ayah untuk menggantikan ketidakhadirannya. Karena itu, maksimalkan waktu anda untuk melaksanakan peran anda ditengah keluarga.

Ada tiga cara untuk membuatnya praktikal:

1. Jadwalkan waktu regular bersama. Ini harus dimulai dengan sebuah komitmen



Sangat penting untuk "mengada-adakan" waktu setiap hari untuk dihabiskan bersama keluarga. Bangun pagi dan berdoa bersama, makan malam bersama, ke mall bersama, ke tempat ibadah berdama, dan lainnya, harus sesuatu yang menjadi prioritas waktu.

2. Ketahui hal-hal atau waktu terpenting untuk anggota keluarga anda. Anda harus menyelidiki setiap hari, kapan anggota keluarga anda paling membutuhkan anda. Jika anda sudah tahu, dahulukan itu dan berusahalah untuk selalu ada untuk mereka.

3. Janganpernah untuk tetap berhubungan dengan keluarga lewat telepon selain secara fisik. Itu bukan sebagai pengganti, dapi sebagai pelengkap. Sebisa mungkin perbanyak waktu dengan mereka.

Perlu anda ketahui bahwa menurut penelitian, keluarga yang rusak dengan anak-anak yang kecanduan obat terlarang dan depresi atau istri yang selingkuh, disebabkan oleh kurangnya waktu yang dihabiskan bersama dengan keluarga. Jadi, bukan hanya kualitas, tapi kuantitas pun penting jika menyangkut hubungan keluarga. Setuju?