kotbah Minggu 30 Agustus 2015
UNITY IN CHRIST
Pada
suatu hari di sebuah peternakan, seekor tikus kecil yang tinggal di sana
melihat melalui celah-celah di dinding bagaimana sang petani dan istrinya
membuka sebuah bungkusan. Tikus ini sangat penasaran apa yang ada dalam
bungkusan itu. Apakah itu makanan yang enak? Ketika bungkusan itu dibuka ia
terkejut luar biasa. Dia melihat bungkusan itu berisi perangkap tikus. Sang
tikus berlari keluar dan memperingatkan semua binatang. ‘Di rumah ada perangkap
tikus! Di rumah ada perangkap tikus!!!’ Ayam mendengar teriakan tikus,
mengangguk-anggukkan kepalanya dan berkata, "Saya mengerti sepenuhnya
bapak tikus bahwa anda takut dengan perangkap tikus, tapi tidak ada sesuatu
yang bisa terjadi dengan saya." Kemudian tikus menghampiri babi. Babi
berkata: "Maafkan saya pak tikus. Saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk
anda. Saya akan berdoa untuk anda ". Akhirnya, tikus pergi ke sapi. Sapi
itu sedang sibuk dan berkata, "Maaf pak tikus. Saya tidak punya waktu.
Kembalilah lagi nanti."
Dengan hati yang hancur tikus kembali
ke rumah. Dia tahu sekarang bahwa tidak ada yang akan menolongnya. Dia
sendirian dengan masalah ini. Tiba-tiba di malam itu ada sesuatu yang terjadi.
Ada suara yang keras sekali di dalam rumah. Jebakan tikus berbunyi memakan
mangsanya. Istri petani cepat-cepat datang untuk melihat apa yang mereka
tangkap dalam perangkap tikus. Tapi karena gelap, dia tidak melihat bahwa yang
tertangkap adalah ular berbisa dengan ekornya yang terjebak dalam perangkap
tikus. Ular menggigit istri petani. Istri petani sakit demam yang sangat
tinggi. Sang petani tahu cara terbaik untuk mengobati demam adalah dengan
memberikan sup ayam. Dia mengambil goloknya dan alhasil ayam dipotong. Tapi
istri petani kondisinya tidak makin baik. Sakitnya makin parah. Tetangga-tetangga
dan teman-teman datang bergiliran untuk merawatnya. Karena begitu banyak yang
datang dan semuanya harus diberi makan, maka babi harus dipotong.
Tapi istri petani tidak juga membaik. Akhirnya ia meninggal. Semua orang datang ke pemakamannya: tetangga, teman, keluarga. Untuk memberi makan begitu banyak orang akhirnya sapi dipotong. Tikus melihat semua yang terjadi ini dengan sedih.
Dari cerita ini kita melihat betapa pentingnya kita satu sama lain. Kita tidak boleh menutup telinga dan hati kita untuk masalah orang lain. Mungkin masalahnya dapat menjadi masalah kita.
Tapi istri petani tidak juga membaik. Akhirnya ia meninggal. Semua orang datang ke pemakamannya: tetangga, teman, keluarga. Untuk memberi makan begitu banyak orang akhirnya sapi dipotong. Tikus melihat semua yang terjadi ini dengan sedih.
Dari cerita ini kita melihat betapa pentingnya kita satu sama lain. Kita tidak boleh menutup telinga dan hati kita untuk masalah orang lain. Mungkin masalahnya dapat menjadi masalah kita.
Gereja bukan sekadar organisasi saja,
namun Gereja merupakan kumpulan anggota gereja yang menyadari bahwa mereka
memiliki sesuatu yang lazim diantara mereka yankni hidup bersekutu mempelajari
firman Tuhan. Apa beda Perusahaan
(Organisasi) dan Gereja? Dalam suatu organisasi kalau salah satu
departemennya "mogok" paling-paling yang mogok itu di PHK, kita cari
orang lain yang menggantikan, sebab banyak yang sedang antri untuk bekerja.
Tetapi di dalam Gereja kalau ada salah satu anggotanya mogok, kita akan
usahakan supaya dia kembali. Kita akan berusaha memahami kesulitannya, kita
akan mendoakan dia, kita akan menolong dia, kita akan besuk dia, kita akan
turut simpati keadaannya.
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan
pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota
keluarga Allah (Efesus 2:19). Kesatuan dan
kebersamaan orang-orang percaya di dalm Kristus disebut persekutuan
Kata
yang dipakai untuk persekutuan dalam bahasa Yunani adalah Koinonia yang berasal
dari kata dasar koinos yang berarti lazim atau umum. Artinya berkaitan dengan
kebersamaan. Adapun kata lain yang dihubungkan dengan koinonia, yakni koinonos
yang berarti, sekutu atau kawan sekerja. Kata lainnya yang seringkali dikaitkan
dengan koinonia adalah allelous ( berarti satu terhadap yang lain) . Kata ini
dipakai dengan pengertian hubungan yang timbal balik. Yesus berkata Aku memberikan perintah baru kepada kamu yaitu, supaya kamu saling mengasihi
sama seperti aku telah mengasihi kamu, demikian semua orang akan tahu, bahwa
kamu adalah murid-muridku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi (Yohanes 13:34-35)
Apa saja yang harus ada di
dalam menjalin Kesatuan dalam persekutuan Kristen?
@ Harus saling mengasihi
Kebenaran ini ditemukan di dalam perintah baru yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 13:34-35 Hal saling mengasihi tidak hanya terdapat dari injil dan surat-surat Yohanes (13:34-35; 15:12, 17 cf, 1 Yohanes 3:11,23; 4,7 11-12 dan Yoh 5) melalinkan dalam surat-surat Paulus juga Janganlah berhutang apapun kepada siapa juga, kecuali berhutang kasih terhadap satu sama lain, sebab orang yang mengasihi sesama manusia sudah memenuhi semua hukum Musa (Roma 13:8 BIS ; 1 Tes 3:12 dan 4:9)
Kebenaran ini ditemukan di dalam perintah baru yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 13:34-35 Hal saling mengasihi tidak hanya terdapat dari injil dan surat-surat Yohanes (13:34-35; 15:12, 17 cf, 1 Yohanes 3:11,23; 4,7 11-12 dan Yoh 5) melalinkan dalam surat-surat Paulus juga Janganlah berhutang apapun kepada siapa juga, kecuali berhutang kasih terhadap satu sama lain, sebab orang yang mengasihi sesama manusia sudah memenuhi semua hukum Musa (Roma 13:8 BIS ; 1 Tes 3:12 dan 4:9)
Mengasihi bukan hanya sekadar simpati
saja ataupun dalam perkataan saja. Kasih itu dinyatakan dalam perkataan dan
perbuatan. Yohanes mengatakan Anak anakku, janganlah kita hanya sekadar
mengatakan bahwa kita mengasihi orang lain; marilah kita sungguh-sungguh
mengasihi mereka dan menunjukkan kasih kita dengan perbuatan kita ( 1 Yohanes
3:18). Semua ini dapat dilakukan dengan cara praktis seperti pemberian uang
ataupun makanan kepada saudara-saudara seiman yang membutuhkan. Saling
mengasihi merupakan suatu tanda bahwa orang-orang Kristen adalah benar-benar
pengikut Kristus. Kita tidak mungkin bersekutu tanpa adanya kasih.
@ Harus saling melayani
Tuhan Yesus adalah teladan kita dalam pelayanan. Dia memperlihatkan keteladanan seorang hamba dengan menanggalkan jubahnya, dan berpakaian seperti seorang hamba membasuh karti murid-murid-Nya. Aku telah meberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah kuperbuat kepadamu (Yoh 13:15. Pelayanan adalah akibat dari kasih, sehingga ada orang mengatakan kamu bisa melayani tanpa kasih, tetapi engkau tidak mengasihi tanpa melayani Paulus sendiri pernah mengatakan Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih (lGalatia 5 :13)
Tuhan Yesus adalah teladan kita dalam pelayanan. Dia memperlihatkan keteladanan seorang hamba dengan menanggalkan jubahnya, dan berpakaian seperti seorang hamba membasuh karti murid-murid-Nya. Aku telah meberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah kuperbuat kepadamu (Yoh 13:15. Pelayanan adalah akibat dari kasih, sehingga ada orang mengatakan kamu bisa melayani tanpa kasih, tetapi engkau tidak mengasihi tanpa melayani Paulus sendiri pernah mengatakan Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih (lGalatia 5 :13)
@ Harus saling membantu
menanggung beban
Hendaklah kalian saling membantu menanggung beban orang supaya dengan demikian kalain mentaati perintah Kristus(Galatia 6:2). Perintah ini merupakan perintah praktis yang dirangkai oleh Paulus secara relasional. Visi gereja kita adalah Membangun Keluarga Allah, dimana orang-orang Kristen itu merupakan anggota Keluarga Allah, keyakinan ini seharusnya tidak berhenti dalam suatu teori yang mati atau dalam perdebatan teologis, melainkan harus teraplikasi di dalam kehidupan kita sehari-hari. Setiap orang percaya yang hidup dalam persekutuan mestinya memiliki karakter-karakter dasar Kristiani yakni rendah hati, lemah lembut, sabar dan mengasihi. Dengan adanya karakter dasar itulah memungkinkan kita untuk turut merasakan kesulitan orang lain, bukan hanya itu kita juga akan membantu mereka.
Hendaklah kalian saling membantu menanggung beban orang supaya dengan demikian kalain mentaati perintah Kristus(Galatia 6:2). Perintah ini merupakan perintah praktis yang dirangkai oleh Paulus secara relasional. Visi gereja kita adalah Membangun Keluarga Allah, dimana orang-orang Kristen itu merupakan anggota Keluarga Allah, keyakinan ini seharusnya tidak berhenti dalam suatu teori yang mati atau dalam perdebatan teologis, melainkan harus teraplikasi di dalam kehidupan kita sehari-hari. Setiap orang percaya yang hidup dalam persekutuan mestinya memiliki karakter-karakter dasar Kristiani yakni rendah hati, lemah lembut, sabar dan mengasihi. Dengan adanya karakter dasar itulah memungkinkan kita untuk turut merasakan kesulitan orang lain, bukan hanya itu kita juga akan membantu mereka.
@ Harus saling mengampuni
Mengampuni dan melupakan, dua hal yang berbeda, orang yang melupakan saja belum tentu mengampuni, tetapi yang paling penting adalah walaupun kita tidak melupakannya tetapi ada pengampunan. Tuntutannya dalam satu tubuh Kristus yang hidup dalam persekutuan adalah saling mengampuni. Bagaimana kita bisa bersekutu dengan tenang, kalau di depan kita masih ada musuh.
Mengampuni dan melupakan, dua hal yang berbeda, orang yang melupakan saja belum tentu mengampuni, tetapi yang paling penting adalah walaupun kita tidak melupakannya tetapi ada pengampunan. Tuntutannya dalam satu tubuh Kristus yang hidup dalam persekutuan adalah saling mengampuni. Bagaimana kita bisa bersekutu dengan tenang, kalau di depan kita masih ada musuh.
Suatu sore saya merasakan udara waktu
itu sangat panas dan saya merasa haus, lalu saya melihat di Kulkas masih sisa
sebuah Apel. Lalu langsung saja tangan saya meraih Apel itu dan ambil pisau
untuk mengupas kulitnya, namun karena terburu-buru, kupasan pertama saja telah
melukai tangan saya. Namun karena Apel itu begitu enak, maka dengan tangan yang
sudah tergores pisau, darah mengalir sedikit, tangan saya saja memegang Apel,
sekarang tanpa mengupas kulitnya langsung saja dimakan. Pertanyaannya, tatkala
tangan kanan saya memotong tangan kiri saya, apakah tangan kiri saya langsung
akan membalas menggores tangan yang kanan? Tentu tidak saudara, mengapa? Karena
akan terjadi kesakitan lebih mendalam lagi. Demikian juga kita yang merupakan
anggota tubuh Kristus, semakin kita saling menyakiti maka semakin sakit, itu
sebabnya Paulus mengingatkan kita, Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan
fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan
saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu (Efesus 4:31-32 cf. Kolose 3:12-13)
@ Harus saling mengaku dosa dan
saling mendoakan
Hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh...
(Yakobus 5:16). Seorang Kristen boleh mengaku dosanya kepada yang lain dan menerima bahwa dosanya itu telah diampuni oleh Yesus (lihat 1 Yohanes 1:9).
Hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh...
(Yakobus 5:16). Seorang Kristen boleh mengaku dosanya kepada yang lain dan menerima bahwa dosanya itu telah diampuni oleh Yesus (lihat 1 Yohanes 1:9).
Konsep
keimaman orang-orang percaya sangat penting di sini, namun dalam praktek
kehidupan sehari-hari, jarang sekali orang-orang Kristen mengaku dosanya kepada
saudara seiman. Orang-orang tidak percaya satu dengan yang lain, nah kalau ada
itu dalam kesatuan tubuh, itu artinya ada masalah. Kalau misalnya tangan saya
yang tergores pisau gara-gara Apel itu
tidak boleh diketahui sakitnya oleh tubuh bagian yang lain, maka itu berarti
ada masalah, mungkin karena ada urat yang kejepit atau yang terpotong. Yakobus
mencatat dalm suratnya bahwa Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat
besar kuasanya (Yak 5:16b).
@ Harus saling menasihati
Menasihati sesama tidak perlu sampai dengan memakai gaya emosi atau marah besar, cukup dengan bisik-bisik. Mengapa demikian? Sebab jujur saja tidak semua orang mau dinasehati. Karena semua merasa lebih dari pada yang lain. Sebagai tubuh Kristus, anggota keluarga Allah tidak bisa demikian, semua harus tumbuh dan sama merata sesuai dengan keberadaannya. Jikalau ada seorang anak, yang tubuhnya mulai besar, lalu tangannya dan kakinya serta kepalannya tetap kecil, maka sebagai orang tua, ia akan bawa anak ini ke dokter, untuk mengobatinya, karena itu abnormal, tidak mestinya demikian. Demikain juga kalau ada salah satu anggota tubuh kita bersalah (sakit), perlu diobati = dinasehati.
Menasihati sesama tidak perlu sampai dengan memakai gaya emosi atau marah besar, cukup dengan bisik-bisik. Mengapa demikian? Sebab jujur saja tidak semua orang mau dinasehati. Karena semua merasa lebih dari pada yang lain. Sebagai tubuh Kristus, anggota keluarga Allah tidak bisa demikian, semua harus tumbuh dan sama merata sesuai dengan keberadaannya. Jikalau ada seorang anak, yang tubuhnya mulai besar, lalu tangannya dan kakinya serta kepalannya tetap kecil, maka sebagai orang tua, ia akan bawa anak ini ke dokter, untuk mengobatinya, karena itu abnormal, tidak mestinya demikian. Demikain juga kalau ada salah satu anggota tubuh kita bersalah (sakit), perlu diobati = dinasehati.
@ Harus saling menghiburkan
Mana lebih gampang Menangis bersama atau bersukacita bersama?? Tidak gampang ikut bersuka-cita dengan orang lain, tatkala orang lain berhasil, tatkala orang lain sukses, ; sering kali yang ada dalam pemikiran kita adalah, mengapa tidak saya yang sukses? Mengapa tidak saya yang berhasil? Keegoisan kita begitu berpengaruh dalam kehidupan kita, sehingga membuat kita tidak bisa menerima kesukacitaan orang lain. Rasaul Paulus hendak menghancurkan tembok keegoisan itu.
Mana lebih gampang Menangis bersama atau bersukacita bersama?? Tidak gampang ikut bersuka-cita dengan orang lain, tatkala orang lain berhasil, tatkala orang lain sukses, ; sering kali yang ada dalam pemikiran kita adalah, mengapa tidak saya yang sukses? Mengapa tidak saya yang berhasil? Keegoisan kita begitu berpengaruh dalam kehidupan kita, sehingga membuat kita tidak bisa menerima kesukacitaan orang lain. Rasaul Paulus hendak menghancurkan tembok keegoisan itu.
1 Tes 4: 18 Karena itu
hiburkanlah seorang akan yang lain
Orang-orang di Tesalonika pada
waktu itu kebingungan tentang kedatangan Kristus sehubungan dengan kematian
beberapa orang dari antara mereka. Tetapi Paulus menjelaskan bahwa kedatangan
Yesus tidak hanya menyangkut orang-orang yang masih hidup melainkan orang-orang
mati juga. Mari, salinglah menghibur. Mari jemaat HFCC setiap kita rindu
meyatukan diri dalam persekutuan, dengan kesatuan kita akan kokoh, kuat dan tak
tergoyah. Masih ingatkah anda akan Bhinneka Tunggal Ika? Bersatu kita teguh,
bercerai kita rubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar