CARA MENJADI
PEMENANG
Kehausan akan Tuhan menentukan terjadinya mujizat, sebab
kerinduan akan Tuhan membuat hadirat Tuhan merubah nasib kita. Jika kita ingin
mengalami Tuhan hari ini, rindukan kehadiranNya sehingga Dia merubah kehidupan
kita.
Roma 8:37 mengatakan bahwa, kita diciptakan lebih dari
pemenang. Hal ini menjelaskan bahwa segala sesuatu yang merupakan persoalan
bagi kita, yang ‘tidak mungkin’ adalah mungkin bagi Allah melalui kematian
Putra-Nya di kayu salib. Bagian Tuhan adalah melakukan mujizatNya dalam
kehidupan kita, sementara bagian kita adalah mengucap syukur dan bersuka cita.
Filipi 3:10 mengatakan, “Yang
kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan
dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya”
Kata ‘mengenal’ terambil dari kata ‘Epiginosko’ yang
berarti mengenal Tuhan lewat penyembahan kepada Tuhan (broken humility), selain itu juga
berarti ‘berjumpa dengan Tuhan lewat persoalan’. Oleh sebab itu kita tidak
boleh meyerah terhadap persoalan, karena semakin besar persoalan berarti
semakin besar mujizat yang akan terjadi. Haleluya!
Untuk itu, kita perlu mengetahui kunci untuk dapat
menjadi ‘lebih dari pemenang’ atas seluruh persoalan-persoalan kita. Kuncinya
adalah sebagai berikut;
Mengenal diri kita:
Ada tiga pertanyaan penting mengenai diri kita yang
perlu di jawab;Who am I (Siapakah aku); What Am I Doing (Apa yang aku lakukan); dan Where Am I Going (Ke mana aku akan pergi). Apabila kita dapat menjawab ketiga pertanyaan ini, maka otomatis kita memiliki tujuan hidup. Yang perlu kita miliki adalah tujuan hidup yang jelas. Ketika kita tahu mengenai diri dan tujuan hidup kita, maka kita akan percaya dan memiliki iman serta sanggup bersuka cita oleh karena Yesus dalam diri kita. Saat kita dapat bersuka cita atas hadirat Tuhan, maka mujizatpun terjadi. Sama halnya seperti ketika Paulus dan Silas bersuka cita, dan pintu penjara pun terbuka. Mujizatpun terjadi!!!
Mengenal musuh kita:
Musuh kita adalah iblis,
bukan orang-orang di sekitar kita yang menjengkelkan. Kabar baiknya adalah,
Iblis sudah dikalahkan di bawah kaki Yesus, dua ribu tahun lalu. Itu berarti
Iblis sudah tidak memiliki kuasa sama sekali. Jadi, jangan takut terhadap Iblis
karena ia sudah tidak memiliki kuasa lagi. Yakobus 4:7 berkata, “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah
Iblis, maka ia akan lari dari padamu!”
Mengenal Tuhan:
Yesaya 9:5 berkata, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita,
seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas
bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa,
Bapa yang Kekal, Raja Damai.”
Beda pemenang dan pecundang itu tipis, seorang pecundang melihat persoalan itu besar dan Tuhan menjadi kecil. Sementara seorang pemenang melihat Tuhan jauh lebih besar dari persoalannya. Rahasia menjadi pemenang adalah melihat Tuhan kita jauh lebih besar daripada persoalan kita. Tidak ada satupun persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh Tuhan. Tuhan juga memiliki ‘nature of God’ atau sifat dasar Tuhan yang tidak bisa berubah, yaitu mengubah yang mustahil menjadi mungkin (from impossible to possible). Lukas 1:37 berkat, “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Selain itu, sifat dasar Tuhan dapat mengubah kita dari nol menjadi pahlawan (from zero to hero).
Beda pemenang dan pecundang itu tipis, seorang pecundang melihat persoalan itu besar dan Tuhan menjadi kecil. Sementara seorang pemenang melihat Tuhan jauh lebih besar dari persoalannya. Rahasia menjadi pemenang adalah melihat Tuhan kita jauh lebih besar daripada persoalan kita. Tidak ada satupun persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh Tuhan. Tuhan juga memiliki ‘nature of God’ atau sifat dasar Tuhan yang tidak bisa berubah, yaitu mengubah yang mustahil menjadi mungkin (from impossible to possible). Lukas 1:37 berkat, “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Selain itu, sifat dasar Tuhan dapat mengubah kita dari nol menjadi pahlawan (from zero to hero).
Mari bangkit dan menang
atas persoalan hidup kita. Kita diciptakan lebih dari pemenang. Jangan menyerah
dengan keadaaan ataupun persoalan sebab persoalan adalah ‘undangan untuk
bertemu mujizat Tuhan’. Yakin bahwa Tuhan kita jauh lebih besar dari persoalan
dan masalah kita. Tetap mengucap syukur dan bersuka cita, maka mujizat itu
pasti akan terjadi dalam kehidupan kita. Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar